6:58 PM, Posted by Ahmad Nabawie, 3 Comments

Cerita Jadul Dari Andong Sireh

Pastinya setiap kita punya sejarah masa kecil kan?. Dan pastinya pernah didongengin waktu sebelum tidur oleh ibu atau bapak sebagai penghantar tidur. Serem, lucu, sedih, seneng dan sebagainya... pasti tuh, nggak mungkin nggak!!!. Ada rencana bantah?

Tau nggak, ane juga punya loh cerita-cerita masa kecil, (bangga dikit keh keh keh!). Iyya bener!... Harus percaya!. Oke deh, biar semua percaya, ane kasih nich satu cerita sebagai peng-awal dari cerita-cerita ane nantinya..

Ini kan, cerita sekitar 18 tahun lalu dari seorang nenek (baca: andong "dlm bhs Temiang"). kami manggilnya Andong Sirih sebab si andong memang sukanya makan sirih. Beliau ceritain cerita-ceritanya waktu anak-anak pada selesai belajar ngaji. So, terpaksa nunggu dech sampe yang terakhir baca supaya bisa dengerin cerita dari sang andong... Biasanya ane nunggu detik-detik yang menegangkan itu sama Pak i'id, pakcik ane yang entah dimana dia sekarang.

ceritanya ini gak punya judul, cuma pemerannya ada dua orang adik abang dan dua ekor hantu besar alias gendruwo. yang namanya anak-anak selalunya merinding dengerin cerita ini, apalagi waktu andong sirih nyanyiin lagu khas cerita ini, syairnya dikit, gini bunyinya:

Abang Oh Abang abis langsat dimakan tupai
Diburu tak mau pogi, disumpit melilit dahan
Buru dek buru!

Kelihatannya memang nggak serem, tapi kalo andong yang nyanyiin entah kenapa jadi kayak horor gitu. Oke lah,biar jangan panjang kali pendahuluannya, langsung aja ke cerita..

Di suatu hari (che elah..), di suatu kampung di tengah hutan, ada dua orang abang beradik yang yatim piatu. Cuma mereka berdua yang ada di kampung itu.

Pada suatu hari (hikz, namanya cerita anak-anak..) sang abang permisi sama adeknya untuk berburu rusa di hutan untuk makanan bereka nantinya. Dengan berat hati sang adek pun merelakan kepergian abangnya. Sang abang berpesan pada adeknya untuk menjaga buah-buahan yang sebentar lagi akan dipanen, jangan sampai dimakan oleh binatang-binatang yang tidak bertanggung jawab. :p

Maka pergilah sang abang ke hutan untuk berburu. Entah berapa lama waktu berjalan lantas si adek melihat ada seekor tupai yang datang lalu memakan langsat di kebun mereka. Sang adek bergegas mengambil sumpit untuk mengusir tupai tersebut. Tapi apa dah jadi?? sudah berkali-kali sang adek menyumpit, namun tupai tak kunjung kena, mungkin terlalu gesit kali yeee..

Si adek lantas mengadu dengan nyanyian untuk abangnya: "Abang oh abang abis langsat dimakan tupai, diburu tak mau pogi disumpit melilit dahan..." tak lama dengar jawaban dari sang abang dari dalam hutan "Buru dek buru!!!" Setelah beberapa lama sang adek menyumpit, dan mungkin karena tupai sudah begitu kenyang, lalu sang tupai meninggalkan pohon langsat tersebut.


Sang adek pun terduduk di dalam rumahnya, namun ketika ampir aja terlelap dalam tidur, datanglah seorang nenek tua meminta sesuatu pada sang adek,(sebenernya andong ada kasih tau apa yang diminta nenek tuh, tapi ane lupa..maaf yeh). Oke lah, kita anggap aja si nenek minta air minum, lalu setelah sang adek menunaikan apa yang diminta si nenek tua tersebut, sang nenek mulai bertanya,
"Cu, engkau sendirian aja kah dirumah ini?"
si adek menjawab: "iyya Nek!"
"Abang engkau mana Cu?"
"Abang pergi berburu rusa ke hutan Nek" (kok jadi kayak banci kaleng yak ngomongnya?! haha biar lah!)

Nah...setelah tau sang adek memang benar benar sendirian, lantas sang nenek merubah wujudnya ke bentuk aslinya yaitu seekor gendruwo betina dan serta merta memakan tubuh sang adek dengan lahapnya dan langsung pergi meninggalkan rumah mereka.

Tak lama sang abang pun kembali dari hutan karena merasa ada yang tak beres dalam hatinya tentang adiknya, dan benar saja, setelah begitu lama memanggil-manggil adiknya namun adiknya tak kunjung datang juga, dan alangkah terkejutnya sang abang mendapati darah berceceran dimana mana dan banyak semut mengerubungi darah tersebut.

Sang abang pun bertanya pada semut, "mut mut! boleh kah aku ganti darah yang engkau makan tu dengan gula?". Setelah sang semut menyetujui permintaan abangnya, mulailah sang semut mengumpulkan darah-darat tersebut ke tempat yang telah disepakati dan sang semutpun mengambil gula yang diberikan oleh sang abang.

Setelah darah terkumpul, sang abang pun mulai mengipas-kipas darah tersebut sampai darah tersebut bergelembung dan membesar, blasss!!! keluarlah sesosok manusia dari gumpalan darah tersebut dan ternyata itu adalah adiknya.

"ah... sedapnya aku tidur tadi bang!" kata sang adik.
"Apa pula tidur! engkau tadi dimakan sama Gendruwo".
Setelah sang adik teringat apa yang telah terjadi pada dirinya sebelum ini, keduanya pun menyusun rencana bagaimana untuk menangkap si gendruwo.

Begitulah setelah mendapatkan ide mereka pun mencoba memancing sang gendruwo itu balik kerumahnya dengan cara sang abang pura-pura pergi berburu lagi. Dan benar saja, tak lama setelah sang abang pergi untuk berpura-pura berburu, sang nenek tersebut pun datang lagi dengan permintaan dan pertanyaan yang sama seperti sebelumnya. Dan sang gendruwo juga merubah wujudnya dengan serta merta ingin menangkap sang adek. Namun sebelum sang adek barhasil ditangkap, sang abang pun mulai menangkap si gendruwo dengan tali dan terus membunuhnya. Merekapun memotong-motong tubuh si gendruwo menjadi potongan kecil-kecil dan menjemur potongan dagin tersebut. (sadis!!!)

Di suatu tempat ditengah hutan sana, Gendruwo jantan suami si Gendruwo betina sedang begitu gelisahnya menunggu si betina tak kunjung datang, sang gendruwo jantan pun menjemput si gendruwo betina.

Gendruwo jantan pun merubah wujudya menjadi kake-kakek renta yang lanjut usia dan berpura-pura meminta makanan pada kedua abang beradik tersebut. Mereka pun menghidangkan makanan dan si Gendruwo memakannya dengan lahap. "ah.. sedap betul makanan kalian" ujar si Kakek tua samaran dari gendruwo jantan tersebut.

Kedua bersaudara udah tau maksud si gendruwo jantan yang memang ingin memangsa mereka, merekapun berhati hati. Lalu sang kakek alias gendruwo jantan bertanya "apa kalian ada lihat nenek-nenek lewat disini?". mereka menjawab "ada". "Terus, kemana dia sekarang?", mereka menjawab, "yang kakek makan adalah daging nenek itu".

Tak tertahankan marah sang gendruwo langsung merubah wujudnya dan segera mau nerkam si adek. namun mereka dapat mengelak dan berlari keluar dari rumahnya. Mereka pun berlari sampai ke tepian sebuah jurang yang dalam yang telah mereka buat perangkap yaitu sebuah jembatan kayu pada jurang tersebut. merekapun melaluinya sedangkan sang gendruwo mengejar dibelakang. Sampailah mereka ke penghujung jembatan, dan gendruwo yang semakin dekat lantas menaiki jembatan tersebut. Karena si gendruwo punya high weight yang luar biasa, membuat jembatan tersebut oleng dan membuatnya kalang kabut. Kedua bersaudara itupun berusaha menggoncang jembatan hingga jembatan terbalik, gendruwo ikut terbalik dan langsung jatuh ke dalam jurang yang curam tersebut.

Udah? cuma segitu aja? huehueh! cuma itu yang ingat. Hehe, ntar deh kalo dah pulang, ane tanya kelengkapan kisah aslinya, ditulis biar kayak jurnalis nulis naskah. Doain aja Si Andong biar tetep sehat wal afiyat yak..! dan tenang aja, nih juga pengen nanya-nanya kisah yang lain dari si Andong melalui beberapa orang murid ngajinya dulu (itupun kalo masih ada yang ingat... :p).

oke lah ya, sampai jumpa di episode yang gak kalah membosankan !

3 Comments

triningsih @ July 22, 2009 at 4:47 PM

Eehmmm....cerita masa kecil emang slalu berkesan...:)

Unknown @ July 25, 2009 at 1:21 AM

lama jugak aku membaca satu persatu..maaf lah ye..x fasih ayat2x dr indonesia ni..tengah faham sikit-sikit...hehe..

tp tau le kisahnya

ahmad nabawie @ July 12, 2015 at 10:04 PM

Andongnya sudah ninggal..dan asal tahu aja..andong itu adalah kakak tuan Guru Babussalam/besilam (H. HASYIM) bernama andong Marfuah...