4:54 PM, Posted by Ahmad Nabawie, No Comment

Tips Menjadi Bintang Pelajar

Setiap orang pasti ingin berhasil. Siapapun ia kalau ditanya tentang keberhasilan tentu itulah yang menjadi tujuannya. Seorang presiden ingin berhasil dengan negara yang dipimpinnya, Bankir ingin berhasil dengan Bank yang dikelolahnya, Ayah ingin berhasil dengan keluarganya sampai-sampai kita -sebagai pelajar- juga ingin berhasil dengan bagusnya nilai-nilai pelajaran yang kita peroleh.

Berhasil identik dengan sukses, itu artinya belum dikatakan sukses manakala tujuan-tujuan yang ditargetkan belum bisa diperoleh. Oleh karena itu untuk mengukur sebuah kesuksesan bisa melalaui neraca perbandingan usaha dan target yang ingin dicapai. Melalui neraca ini kita bisa melihat sejauh mana keberhasilan yang sudah diperoleh.

Satu hal yang menjadi tolok ukur sekaligus motor keberhasilan bagi seorang pelajar adalah niatnya. Ini sangat penting diperhatikan, karena dalam islam niat memiliki kedudukan yang istimewa. Ia yang membedakan antara ibadah dan pekerjaan biasa. Bukan hanya itu, sebenarnya niat juga berfungsi sebagai bahan bakar untuk lajunya kendaraan yang kita tumpangi demi meraih keberhasilan.

Kemudian, kalau niatnya sudah bagus pertanda bahan bakarnya sudah full. Berarti siap laju untuk ke tujuan. Lantas setelah semua ready, perlu kiranya mengatur langkah-langkah yang pas agar bisa melaju dengan baik dan cepat sampai tujuan. Langkah-langkah ini dalam belajar disebut preparasi (persiapan) pra belajar.

Berikut yang harus diperhatikan sebelum mulai belajar

1. Kondisi mental dan kejiwaan, hal ini meliputi suasana hati saat itu. disarankan ketika hendak belajar terlebih dahulu menetralkan suasana yang bergejolak dalam hati. Karena biasanya kalau hati sedang sedih atau happy bisa membuat konsentrasi buyar. Hati-hati juga buat mereka yang sering mengidap virus merah jambu alias jatuh cintrong –red; gaul-. Karena bukan belajar tapi malah menghayal.

2. Kondisi lingkungan tempat belajar, hal ini meliputi suhu ruangan, pencahayaan, warna cat ruangan, pengaturan tempat belajar dan fentilasi udara. Agar belajar menjadi betah, usahakan ke lima hal tidak diabaikan. Karena kalau belajar ruangannya kayak kapal Titanic hancur, dijamin ogahan untuk berlama-lama.

3. Kondisi badan, jaga stamina tubuh karena tidak ada sesutu yang lebih mahal dari kesehatan. Kalau nikmat kesehatan telah dicabut dari diri, jangankan belajar makan pun nggan dibuatnya.

Setelah persiapan di atas dilakukan, selanjutnya melangkah pada tahap berikut yaitu belajar. Belajar merupakan kegiatan membaca, mencerna, mengolah dan menghasilkan kesimpulan dari bahan bacaan yang kita baca. Proses ini disebut sebagai koginitifitas. Agar proses ini bisa berjalan sebagus mungkin maka dibutuhkan metode yang pas.

Berikut metode-metode belajar yang bisa dipraktekkan

1. Belajar sambil lalu. Cara ini pas buat orang yang modelnya gampang bosan ketika membaca. Karena belajar sambil lalu sifatnya temporal, tidak memaksa harus selesai saat itu juga. Otak tidak dijejeli dengan materi terus-terusan. Caranya bertahap, misalnya ketika membaca satu buku setiap lima menit sekali mengalihkan fikiran buat refresh. Apa itu jalan keluar liat pemandangan sebentar, pindah tempat cari suasana baru de el el (dan lain-lain maksudnya)

2. Belajar serius. Istilah kita belajar pol-polan alias belajar mati-matian. Cara ini pas buat orang yang emang kutu buku kian. Bagi mereka membaca seperti makan. Udah sebuah kebutuhan bahkan ada yang sampai keranjingan alias demen banget. Malah ada yang pusing kalau satu hari aja nggak baca. Belajar ini caranya sipembaca melahap habis seluruh materi yang ada dalam satu waktu. Kalau sudah selesai diulanginya lagi membacanya beberapa kali hingga benar-benar faham. Jadi kalau dibagi ada tiga tahap, pertama; membaca untuk mengetahui, kedua; membaca untuk memahami, ketiga; membaca untuk membuat kesimpulan lalu menghafalnya.

3. Belajar mendengar. Cara ketiga ini khusus buat mereka yang model belajarnya audio. Biasanya orang-orang seperti ini lebih senang mendengar daripada membaca. Jadi dalam proses belajarnya, ia lebih pas mendengari ceramah-ceramah daripada menelaah buku. Maka sering orang seperti ini merekam apa yang ia dengar kemudian memutarnya kembali untuk mengulangnya.

Ada 9 kunci agar bisa memahami pelajaran;
1. Takwa kepada Allah. Ini kunci pertama bagi kita seorang pelajar islam. Apapun alasannya untuk sebuh keberhasilan mestilah terkait dengan setinggi apa tingkat ketaqwaan seseorang. Karena takwa adalah dasar keberhasilan, sekaligus pembuka pintu kesusksesan tersebut. Sebab dengan takwa akan selalu ada jalan keluarnya.

2. Tidak pantang menyerah. ini kunci kedua dalam belajar. Belajar ibarat berperang, layaknya sebuah perjuangan belajar harus dilaksanakan sampai titik darah penghabisan. Artinya kalau belum benar-benar otak itu buntu coba terus paksa untuk memahaminya. Karena usaha keras akan berbanding sejajar dengan hasil yang diperoleh. Dan dibalik kesukaran pasti ada kemudahan.

3. Pahami dahulu kemudian hafalkan. Ini juga kunci agar belajar terhitung tidak sia-sia. Berapa banyak orang yang hanya mengandalkan hafalan namun hasilnya tidak lebih hanya untuk beberapa saat. Yakinlah orang yang cuma bermodal hafalan lebih mudah hilangnya daripada orang yang faham terlebih dahulu kemudian mengahafalnya. Dan biasanya kalau Cuma hafal buta, lebih sulit dapatnya daripada yang sebelumnya difahami.

4. Rajin diulang. Kunci berikutnya adalah pengulangan. Ini penting terutama buat pelajaran-pelajaran yang sifatnya tekstual. Seperti alquran, hadis serta kaidah-kaidah fiqh. Karen otak sebagai wadah sekaligus mesin kognifitif bekerja layaknya mata pisau. Semakin sering diasah maka semakin tajam. Begitu juga pelajaran semakin sering di ulang maka semakin mantap hafalannya.

5. Buat target yang ingin dicapai. Ini diperlukan sebagai pengarah komitmen diri kita untuk berhasil. Dengan membuat prediksi-prediksi target, memacu diri selalu untuk berusaha dan terus berusaha. Pada akhirnya terus selalu mengevaluasi usaha kita untuk target yang ingin dicapai.

6. Perbaharui niat dan Tujuan. Ini kunci selanjutnya, karena pada saat-saat diri gak mood atau ketika futhur, niat kembali memacu dan mengingatkan tujuan kita sebenarnya apa. Apakah belajar cuma untuk sekedar jalani kewajiban atau lebih dari itu.

7. Uji kemampuan sendiri. Ini pentingnya selfing exercise dalam belajar. Gunanya agar tahu sejauh mana kemampuan kita dalam memahami pelajaran. Ini bisa dilakukan dengan mengerjakan soal-soal tahun lalu. Coba lihat hasilnya, seberapa faham materi yang telah dipelajari. Identifikasi kelemahan-kelamahan yang belum terjamah dari latihan tersebut. Perbaiki sebelum ujian sebenarnya dimulai.

8. Biarkan otak mencernanya. Ini disebut juga dengan tahap inkubasi (pengendapan). Semua materi yang diterima oleh otak, pada saatnya butuh diendap guna diolah. Dibutuhkan istirahat otak untuk beberapa saat. Tahap inilah yang melahirkan sebuah intuisi dalam berfikir. Dan ini berguna untuk pelajaran yang sulit dicerna.

9. PeDe (Percaya Diri). Ini kunci terakhir. Delapan kunci yang disebut di atas belum sempurna kalau yang kesembilan belum ada. Dan ini penentu, karena orang yang tidak yakin kalau akan kemampuannya biasanya cenderung untuk tidak berhasil. Sebab apa yang kita lakukan bermula dari apa yang dipikirkan. Karena Allah sesuai dengan prasangka hambanya.
Persiapan sudah matang, belajar sudah optimal kemudian timbul masalah lagi. Kebanyakan kita sering merasa takut gagal dan merasa usaha yang dilakukan sia-sia. Ada seperti perasaan ngeri kalau-kalau kegagalan itu datang. Bak seekor monster yang datang dalam mimpi. Dengan wujud yang menakutkan dan tubuh yang bukan kepalang tanggung. Pas waktunya monster itu menghampiri kita melumat habis dan menelan. Jadilah kita berada dalam ruangan gelap dalam perutnya. Habis termamah dan tidak bisa berbuat apa-apa.

Perasaan seperti ini sering menghantui diri setiap pelajar. Terutama mungkin kita disini yang tercatat sebagai mahasiswa universitas al Azhar. Seperti yang sudah maklum, tidak ada yang pasti dalam kamus Azhar. Mulai dari urusan birokrasi, natijah sampai kapan bisa mendapatkan gelar license. Kalau bukan satu kalimat Insya Allah rasanya sudah abis tuh azhar kenak sumpah serapah. Karena serba tidak jelas. Namun karena iman dan taqwa, akhirnya kita yakin ada hikmah dibalik ini semua.

Dalam buku ini dijelaskan beberapa tekhnik mengatasi rasa horrible (kengerian) itu. berikut ikhtisarnya:

a. Berpegang teguh tali agama Allah. Perasaan ini harus senantiasa ditanamkan dalam setiap pribadi muslim. Karena seluruh aktivitas muslim berorientasi kepada Allah, Tuham semesta alam. Hidup matinya, ibadahnya, shalatnya semuanya karena Allah. Maka sebuah langkah yang bijak kalau menyerahkan semuanya kepada Allah. Karena Allah satu-satunya zat tempat bergantung. Dan Dialah yang Maha kuasa serta berkehendak atas segala sesuatu yang terjadi di muka bumi ini. Dengan keyakinan demikian, rasa khawatir akan hilang dengan sendirinya.

b. Komitmen menjalankan perintah-NYA. Sikap ini akan menambahkan keimanan kita terhadap Allah. Dengan demikian rasa taqwa akan lahir dalam pribadi diri. Kalau takwa sudah meliputi diri, hati akan menjadi tenang. Jika hati tenang perasaan akan nyaman dan tentram. Tidak ada lagi kereaguan. Dan pasti takwa itu akan membawa seseorang menuju jalan keluar.

c.Hadapi masalah step by step. Ini menimbulkan keberanian kita dalam bersikap. Sehingga dengan keberanian tersebut kita terlatih untuk setiap masalah. Dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

d. Percaya diri. Ini sebuah sikap awal menuju keberhasilan. Kalau awalnya saja berfikir gagal, kemungkinan besar akhirnya tidak jauh dari awalnya. Itu makanya kita diperintahkan untuk selalu berhusnuzhan kepada Allah. Jika sama diri sendiri saja tidak percaya, itukan artinya tidak percaya sama taqdir. Dan kalau tidak percaya sama takdir berarti telah suuzon terhadap Allah.

e. Hiburlah hati. Sikap ini akan memalingkan diri dari terus berfikir yang negatif. Pada akhirnya akan melahirkan sikap yang positif.

f. Meningkatkan kualitas diri. Ini dimaksudkan untuk menamkan rasa percaya diri dan keyakinan. Teruslah berusaha walau keputusan sudah di ambang mata. Sekurang-kurangnya usaha-usaha itu menjadi penawar hati kala gelisah menerpa.

g. Cari tauladan yang pas. Dengan melihat, mengagumi mencontoh sang idola diharapkan akan melahirkan sikap yang sama dari tokoh yang diidolakannya. Itu akan mempengaruhi cara berfikirnya, pada akhirnya akan menjauhkan dari sifat-sifat kegagalan yang akan muncul. Karena sang idolannya selalu sukses dalam setiap hal. Dan sebaik-sebaik idola adalah seperti yang disebutkan Al quran yaitu baginda kita Muhammad saw.

h. Mintalah perlindungang pada Allah. Karena Allah adalah sebaik-baik pelindung yang ada di jagad raya ini. Dengan doa dan istiadzah akan mengukuhkan hati akan kekusaan dan janji-janji Allah. Sebab Allah Maha Tahu apa yang berhak diterima oleh hambanya.
Terakhir, saya ingin mengutip ucapan seorang teman. Bahwa keberhasilan dilihat saat ini. Kalau sekarang kita sedang belajar keberhasilan itu ya berupa najahnya kita dalam imtihan. Setelah selesai belajar, berhasilnya ya berupa penghasilan yang diperoleh. Dan kelak di akhirat, keberhasilan itu bagaimana ilmu yang kita peroleh bisa menyelamatkan kita dari api neraka dan menghantarkan kita ke surga.

Wallahu a'lam

Penulis: Fery Ramadhansyah
Cairo - Egypt
madhan_syah@yahoo.com
Read More......

7:54 PM, Posted by Ahmad Nabawie, 4 Comments

Bukankah Semakin Larut Malam, Fajar Akan Tiba?



Yang namanya cobaan pasti akan datang dan tidak akan ada habis-habisnya selama hayat masih dikandung badan dan selama kita masih merasakan kehidupan di dunia fana ini. Apakah ia cobaan yang sifatnya penderitaan maupun yang bersifat kesenangan dan kebahagiaan. Tidak ada seorangpun dari manusia yang tidak pernah mengalami cobaan hidup walaupun dia seorang nabi.

Rasulullah saja dalam dakwahnya harus menempuh begitu banyak cobaan. Beliau mendapat cemoohan, siksaan, serta fitnah-fitnah yang sebenarnya tidak ada pada diri beliau. Namun beliau tidak pernah berputus asa dan tidak pernah kenal menyerah dalam menyiarkan agama ilahi serta senantiasa menjunjung tinggi harkat dan martabat Islam. Allah juga pernah mencoba Rasul melalui perantaraan kaum kafir Quraisy yaitu dengan penawaran oleh kaum kafir Quraisy kepada Rasulullah agar apabila beliau berhenti menyebarkan agama Ilahi, maka mereka akan memberikan harta, pangkat dan kekuasaan kepadanya. Namun apa yang dilakukan Rasul dengan tawaran mereka? Rasulullah tidakmenggubris sedikitpun atas tawaran kafir Quraisy tersebut, dan dengan serta-merta beliau menjawab: "sekiranya matahari di tangan kananku dan rembulan di tangan kiriku, sungguh aku tidak akan pernah berhenti menyiarkan agama ini ".

Kalau Nabi saja diberikan cobaan, apatah lagi kita yang hanya manusia biasa. Padahal kalau Allah mau, Dia bisa saja mentiadakan cobaan bagi nabi dan memuluskan jalan dakwahnya. Tapi yang terjadi bukan seperti itu, bahkan Allah lebih memberatkan cobaan seorang nabi. Semua cobaan yang Allah turunkan kepada makhluknya pasti ada nilai tersendiri bagi-Nya, yaitu disamping Allah mengetahui mana-mana hambanya yang pandai bersyukur dan yang tidak, tapi juga memberikan maklumat kepada kita bahwa setiap sesuatu yang kita tempuh dengan susah payah akan menghasilkan sesuatu yang begitu baik.

Ada kalanya kita ditimpa musibah yang begitu berat dan situasi yang begitu mendesak sehingga kita tidak tahu harus berbuat apa lagi. Pada saat inilah Setan bekerja dalam hati kita yang membuat kita sering menyerah tanpa usaha dan berputus asa. Padahal kalau kita menelaah lebih jauh ke agama, terdapat golongan-golongan orang yang doanya mustajab, salah satunya orang yang terzalimi dan orang yang terdesak oleh malapetaka. Pada saat itu Allah membuka pintu pintu kemustajaban bagi mereka dan ketika itu Allah segera mengabulkan permintaan mereka. Namun apa yang terjadi? Banyak dari kita yang terlanjur termakan bisikan setan untuk berputus asa dan mati akal sehingga berbuat sesuatu yang melanggar ketentuan syari'at agama. kita langsung melupakan jati diri kita bahwa kita masih mempunyai tuhan yang dapat kita mintai pertolonganNya.

Perlunya seorang sahabat atau teman dalam menasehati dan mengingatkan kita kepada jalan yang benar dan kesabaran sangatlah penting. Sebab ketika kita dilanda musibah ataupun dihadapkan dengan situasi yang mendesak, keseringan kita kehabisan akal. Sehingga apabila tidak ada yang membantu ataupun menasehati maka kita akan begitu mudah terjerumus akan tipu daya setan. Berkongsi masalah/ curhat dengan sahabat atau teman dapat mengurangi sedikit beban pikiran kita bahkan dapat menyelesaikan masalah kita.

Ketika dilanda masalah yang begitu rumit, pikiran kita akan begitu berserabut dan sesak sehingga tidak dapat berpikir secara sehat lagi, pada saat itulah pentingnya seorang sahaba atau teman tadi untuk memberikan saran dan solusi, sebab pikiran mereka masih jernih dan sehat sehingga mampu berpikir mencari jalan keluar dan solusi terbaik untuk kita.

Keputus-asaan adalah perkara yang begitu buruk bagi seseorang yang dalam membina sesuatu. Sifat tersebut hanya akan menghancurkan usaha-usaha yang sebelumnya telah kita lalui. Keputus-asaan sering terjadi di tengah jalan, lantas apabila kita hanyut didalam keputus-asaan tersebut maka sia-sialah usaha yang lalu dan pupuslah tujuan kita. Namun bagi siapa yang tidak kenal sifat tersebut, maka dapatlah ia meraih tujuannya yang hanya perlu ditempuh setengah perjalanan lagi.

Ada sebuah kata nasehat yang saya dapatkan dari seorang adik dari tanah Gorontalo (semoga Allah merahmatinya). Sebenarnya tidak jauh berbeda dengan pepatah yang diberikan oleh Ibu RA. Kartini, namun entah kenapa kalimat yang satu ini terasa lebih mendalam. Pepatah ini cukup menusuk hati dan mengembalikan semangatku, yaitu "bukankah semakin larut malam, fajar akan tiba?". Sebenarnya banyak makna yang terkandung didalam pepatah tersebut, namun makna yang paling dasar disitu menyuruh kita agar tidak cepat putus asa atas cobaan yang begitu kian terasa berat, sebab kecerahan dan kegemilangan sedang menanti kita dipenghujung jalan sana.

Pantang menyerah serta usaha dan doa adalah faktor paling penting dalam kehidupan. tiada seorang mausiapun yang tidak dicoba oleh Allah. Barangsiapa yang tabah dan ikhlas akan cobaan tersebut, sesungguhnya mereka itu termasuk orang-orang yang beroleh kemenangan.

Wallah a'lam!
Kritik saran diminta
NB:
-Hanya untuk memperbaiki diri sendiri.

Read More......

5:22 PM, Posted by Ahmad Nabawie, No Comment

Pantaskah Kita Menyerah?

Pernahkah kita memperhatikan bagaimana seorang balita yang mulai belajar berdiri, mencoba dari merangkak hingga mencapai benda untuk dijadikan pegangan? berusaha berulang kali agar dapat menegakkan kedua lututnya agar dapat berdiri? Pernahkan kita memperhatikan ketika dia telah dapat berdiri dan kemudian ia lanjutkan untuk langkahnya yang pertama sepanjang sejarah hidupnya? Pernahkah kita memperhatikan bagaimana usahanya untuk menyeimbangkan antara kekuatan lututnya yang kecil dan masih lembut dan menggerakkan kakinya sekaligus menopang badannya padahal kala itu jasmaninya masih begitu lemah?

Namun yang lebih penting, pernahkah kita memperhatikan bagaimana jerih payah seorang balita yang masih begitu kecilnya memulai usaha tanpa kenal lelah dan putus asa demi meraih tujuannya? ketika ia mulai belajar merangkak berepa kali dia gagal namu terus berusaha? Ketika ia hendak berdiri, berapa kali dia jatuh terjatuh? dan ketika ia mulai berjalan, berapa kali dia terjerembab ke lantai bahkan sebagian ada yang terkilir dan terjedut ke lantai atau dinding? Namun semua rintangan dan penderitaan itu tidak pernah ia hiraukan, Sebab apapun yang terjadi yang ada dalam benaknya hanyalah menuju kepada kesuksesannya yaitu dapat merangkak, berdiri dan berjalan.

Semua kita pasti pernah merasakan masa balita, dan sebagian besar dari kita pernah melakukan usaha yang sama, usaha gigih untuk dapat merangkak berdiri dan berjalan. Walaupun begitu, banyak juga dari kita yang tidak belajar dari masa balita mereka yang pantang menyerah. Kemanakah perginya jiwa pantang menyerah tersebut ketika seseorang menjelang dewasa?

Begitu banyak kasus tentang orang-orang yang berputus asa dalam hidupnya sehingga mereka nekat menghabisi nyawa mereka sendiri. Bukan hanya dari golongan Non-Muslim bahkan dari golongan muslim pun banyak. Padahal sebagai seorang muslim sekaligus hamba Allah yang baik harus patuh kepada ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan Allah dalam Al-Qur'an dan Sabda Nabinya. Allah SWT. telah berfirman dalam Surah Az-Zumar ayat 53-54:

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعاً إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
وَأَنِيبُوا إِلَى رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ مِن قَبْلِ أَن يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنصَرُونَ

Katakanlah:"Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu terputus asa dari rahmat Allah.Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya.Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (153)

Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi). (154)

Kata "melampaui batas" disini termasuk kepada usaha bunuh diri atau mencoba untuk berbuat sesuatu yang dipantangkan oleh agama. Allah memperingati kita agar kita selalu berteguh hati, bersabar dan tidak mudah putus asa dari rahmat-Nya. Sebab Allah tidak pernah meninggalkan seorang hamba/ makhluknya walau untuk sesaat. Bahkan Allah selalu sedia membantu hamba-hambanya ketika dalam kesusahan dan kesulitan. Allah berfirmah dalam Surah Al-Baqarah ayat 186:

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُواْ لِي وَلْيُؤْمِنُواْ بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang mendo'a apabila ia berdoa kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.

Sudah jelas tidak ada alasan bagi kita untuk berputus asa dan mencelakakan diri kita sendiri sebab Allah selalu melindungi kita dan menolong kita apabila kita dalam kesusahan dan kesulitan. Semua kegembiraan, penderitaan, kesusahan, kesedihan dan sebagainya hanyalah cobaan yang allah berikan untuk kita agar kita menjadi kuat dan tegar. Dari cobaan itulah Allah memilih siapa dari kita yang pantas mendapat derajat lebih tinggi disisinya disebabkan oleh ketabahan dan kesabaran yang atas apa yang menimpa kita. Satu hal yang masing-masing kita harus mencamkan pada hati kita yaitu bahwa Allah tidak pernah dan tidak akan memberikan cobaan kepada seorang hambanya diluar kemampuan hamba tersebut. Allah maha tahu atas takaran kwalitas dan kadar kesanggupan hambanya dan sekali-kali tidak mungkin mencobanya diluar batas kemampuannya.



Wallah a'lam!
Kritik saran diminta
NB:
-Hanya untuk memperbaiki diri sendiri.

Read More......

1:04 PM, Posted by Ahmad Nabawie, No Comment

Kemana Arah Kita???!

Bagai seekor kera yang berada diatas pucuk pohon kelapa, ketika angin puyuh, topan dan badai melanda menggoncangkan pohon tersebut dari akar sampai ke pucuk, namun sang kera masih kokoh diatas sana dengan memegang erat batang pohon tersebut. semakin kuat angin menerjang, maka semakin eratlah ia memegang dan memeluk pohon tersebut.
Namun, ketika angin sepoi-sepoi berhembus ke ubun-ubunnya, maka ketika sang kera merasakan ngantuk yang begitu dahsyat, pada saat itu juga serta merta sang kera terlepas dari pegangannya dan jatuh terjerembab ke tanah.



Sahabat, begitulah ibarat dalam perjalanan dakwah kita. Apabila dicoba dengan halangan dan rintangan yang begitu dahsyat sekalipun kita masih dapat menghadapinya, namun ketika kita dihadapkan dengan kesenangan dan kebahagiaan duniawi, maka pada saat itu banyak dari kita yang justru melupakan arah serta maw'id perjuangan yang sebelumnya pernah terencana.

Sebab sebatas pengetahuan kita, yang namanya halangan dan rintangan hanyalah berbentuk kesakitan dan ketidaktenangan, sehingga mungkin sebagian dari kita dapat menerka halang-rintang yang akan mereka hadapi serta ada juga yang sudah menyiapkan berbagai jurus ampuh untuk menghadapinya. Tapi ternyata pendapat yang menyatakan bahwa halangan dan rintangan itu sebatas kesakitan dan ketidaktenangan adalah pendapat yang kurang tepat. Karena justru orang banyak lalai dan sesat setelah mereka mendapatkan kemudahan dan ketenangan.


Kebanyakan kita keliru tentang destinasi (tujuan) perjuangan, ada yang menyangka kalau sudah mendapatikan kesenangan dan ketenangan, posisi dan jabatan, serta kemewahan dan kejayaan, maka kita telah berhasil. Padahal sebenarnya semua itu masih bersifat cobaan hanya saja versinya berbeda. Pada saat inilah banyak yang lalai, sebab kita menganggap bahwa mereka telah sampai pada tujuan kita, kita terlupa arah tujuan kita, kita salah sangka kalau ini adalah destinasi kita, padahal sebenarnya ini adalah awal perjuangan kita menuju perjuangan yang lebih berat lagi, yaitu melawan nafsu kita dan saatnya kita mempedulikan orang lain.

Lantas kapankah perjuangan kita berakhir dan dimanakah destinasi kita sebenarnya?
tujuan kita hanya berakhir ketika ruh dicabut, tepatnya saat kematian kita tiba, dan destinasi sebenar-benarnya hanyalah kehidupan akhirat.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

قل متاع الدنيا قليل والآخرة خير لمن اتقى - النساء:٧٧

Katakanlah: bahwa Kesenangan dunia itu hanya sementara,
dan akhirat itu lebih baik bagi orang yang bertaqwa. (An-Nisa:77)

Jadi jelas bahwa tujuan akhir kita memanglah di akhirat, dan segala kenikmatan yang ada di dunia ini hanyalah semata titipan Allah yang bersifat sementara dan bertujuan untuk mencoba kita semua sebata apa kita sanggup mengelola dan memanfaatkannya.

Wallah a'lam!
Kritik saran diminta
NB:
-Hanya untuk memperbaiki diri sendiri.
Read More......