4:54 PM, Posted by Ahmad Nabawie, No Comment

Tips Menjadi Bintang Pelajar

Setiap orang pasti ingin berhasil. Siapapun ia kalau ditanya tentang keberhasilan tentu itulah yang menjadi tujuannya. Seorang presiden ingin berhasil dengan negara yang dipimpinnya, Bankir ingin berhasil dengan Bank yang dikelolahnya, Ayah ingin berhasil dengan keluarganya sampai-sampai kita -sebagai pelajar- juga ingin berhasil dengan bagusnya nilai-nilai pelajaran yang kita peroleh.

Berhasil identik dengan sukses, itu artinya belum dikatakan sukses manakala tujuan-tujuan yang ditargetkan belum bisa diperoleh. Oleh karena itu untuk mengukur sebuah kesuksesan bisa melalaui neraca perbandingan usaha dan target yang ingin dicapai. Melalui neraca ini kita bisa melihat sejauh mana keberhasilan yang sudah diperoleh.

Satu hal yang menjadi tolok ukur sekaligus motor keberhasilan bagi seorang pelajar adalah niatnya. Ini sangat penting diperhatikan, karena dalam islam niat memiliki kedudukan yang istimewa. Ia yang membedakan antara ibadah dan pekerjaan biasa. Bukan hanya itu, sebenarnya niat juga berfungsi sebagai bahan bakar untuk lajunya kendaraan yang kita tumpangi demi meraih keberhasilan.

Kemudian, kalau niatnya sudah bagus pertanda bahan bakarnya sudah full. Berarti siap laju untuk ke tujuan. Lantas setelah semua ready, perlu kiranya mengatur langkah-langkah yang pas agar bisa melaju dengan baik dan cepat sampai tujuan. Langkah-langkah ini dalam belajar disebut preparasi (persiapan) pra belajar.

Berikut yang harus diperhatikan sebelum mulai belajar

1. Kondisi mental dan kejiwaan, hal ini meliputi suasana hati saat itu. disarankan ketika hendak belajar terlebih dahulu menetralkan suasana yang bergejolak dalam hati. Karena biasanya kalau hati sedang sedih atau happy bisa membuat konsentrasi buyar. Hati-hati juga buat mereka yang sering mengidap virus merah jambu alias jatuh cintrong –red; gaul-. Karena bukan belajar tapi malah menghayal.

2. Kondisi lingkungan tempat belajar, hal ini meliputi suhu ruangan, pencahayaan, warna cat ruangan, pengaturan tempat belajar dan fentilasi udara. Agar belajar menjadi betah, usahakan ke lima hal tidak diabaikan. Karena kalau belajar ruangannya kayak kapal Titanic hancur, dijamin ogahan untuk berlama-lama.

3. Kondisi badan, jaga stamina tubuh karena tidak ada sesutu yang lebih mahal dari kesehatan. Kalau nikmat kesehatan telah dicabut dari diri, jangankan belajar makan pun nggan dibuatnya.

Setelah persiapan di atas dilakukan, selanjutnya melangkah pada tahap berikut yaitu belajar. Belajar merupakan kegiatan membaca, mencerna, mengolah dan menghasilkan kesimpulan dari bahan bacaan yang kita baca. Proses ini disebut sebagai koginitifitas. Agar proses ini bisa berjalan sebagus mungkin maka dibutuhkan metode yang pas.

Berikut metode-metode belajar yang bisa dipraktekkan

1. Belajar sambil lalu. Cara ini pas buat orang yang modelnya gampang bosan ketika membaca. Karena belajar sambil lalu sifatnya temporal, tidak memaksa harus selesai saat itu juga. Otak tidak dijejeli dengan materi terus-terusan. Caranya bertahap, misalnya ketika membaca satu buku setiap lima menit sekali mengalihkan fikiran buat refresh. Apa itu jalan keluar liat pemandangan sebentar, pindah tempat cari suasana baru de el el (dan lain-lain maksudnya)

2. Belajar serius. Istilah kita belajar pol-polan alias belajar mati-matian. Cara ini pas buat orang yang emang kutu buku kian. Bagi mereka membaca seperti makan. Udah sebuah kebutuhan bahkan ada yang sampai keranjingan alias demen banget. Malah ada yang pusing kalau satu hari aja nggak baca. Belajar ini caranya sipembaca melahap habis seluruh materi yang ada dalam satu waktu. Kalau sudah selesai diulanginya lagi membacanya beberapa kali hingga benar-benar faham. Jadi kalau dibagi ada tiga tahap, pertama; membaca untuk mengetahui, kedua; membaca untuk memahami, ketiga; membaca untuk membuat kesimpulan lalu menghafalnya.

3. Belajar mendengar. Cara ketiga ini khusus buat mereka yang model belajarnya audio. Biasanya orang-orang seperti ini lebih senang mendengar daripada membaca. Jadi dalam proses belajarnya, ia lebih pas mendengari ceramah-ceramah daripada menelaah buku. Maka sering orang seperti ini merekam apa yang ia dengar kemudian memutarnya kembali untuk mengulangnya.

Ada 9 kunci agar bisa memahami pelajaran;
1. Takwa kepada Allah. Ini kunci pertama bagi kita seorang pelajar islam. Apapun alasannya untuk sebuh keberhasilan mestilah terkait dengan setinggi apa tingkat ketaqwaan seseorang. Karena takwa adalah dasar keberhasilan, sekaligus pembuka pintu kesusksesan tersebut. Sebab dengan takwa akan selalu ada jalan keluarnya.

2. Tidak pantang menyerah. ini kunci kedua dalam belajar. Belajar ibarat berperang, layaknya sebuah perjuangan belajar harus dilaksanakan sampai titik darah penghabisan. Artinya kalau belum benar-benar otak itu buntu coba terus paksa untuk memahaminya. Karena usaha keras akan berbanding sejajar dengan hasil yang diperoleh. Dan dibalik kesukaran pasti ada kemudahan.

3. Pahami dahulu kemudian hafalkan. Ini juga kunci agar belajar terhitung tidak sia-sia. Berapa banyak orang yang hanya mengandalkan hafalan namun hasilnya tidak lebih hanya untuk beberapa saat. Yakinlah orang yang cuma bermodal hafalan lebih mudah hilangnya daripada orang yang faham terlebih dahulu kemudian mengahafalnya. Dan biasanya kalau Cuma hafal buta, lebih sulit dapatnya daripada yang sebelumnya difahami.

4. Rajin diulang. Kunci berikutnya adalah pengulangan. Ini penting terutama buat pelajaran-pelajaran yang sifatnya tekstual. Seperti alquran, hadis serta kaidah-kaidah fiqh. Karen otak sebagai wadah sekaligus mesin kognifitif bekerja layaknya mata pisau. Semakin sering diasah maka semakin tajam. Begitu juga pelajaran semakin sering di ulang maka semakin mantap hafalannya.

5. Buat target yang ingin dicapai. Ini diperlukan sebagai pengarah komitmen diri kita untuk berhasil. Dengan membuat prediksi-prediksi target, memacu diri selalu untuk berusaha dan terus berusaha. Pada akhirnya terus selalu mengevaluasi usaha kita untuk target yang ingin dicapai.

6. Perbaharui niat dan Tujuan. Ini kunci selanjutnya, karena pada saat-saat diri gak mood atau ketika futhur, niat kembali memacu dan mengingatkan tujuan kita sebenarnya apa. Apakah belajar cuma untuk sekedar jalani kewajiban atau lebih dari itu.

7. Uji kemampuan sendiri. Ini pentingnya selfing exercise dalam belajar. Gunanya agar tahu sejauh mana kemampuan kita dalam memahami pelajaran. Ini bisa dilakukan dengan mengerjakan soal-soal tahun lalu. Coba lihat hasilnya, seberapa faham materi yang telah dipelajari. Identifikasi kelemahan-kelamahan yang belum terjamah dari latihan tersebut. Perbaiki sebelum ujian sebenarnya dimulai.

8. Biarkan otak mencernanya. Ini disebut juga dengan tahap inkubasi (pengendapan). Semua materi yang diterima oleh otak, pada saatnya butuh diendap guna diolah. Dibutuhkan istirahat otak untuk beberapa saat. Tahap inilah yang melahirkan sebuah intuisi dalam berfikir. Dan ini berguna untuk pelajaran yang sulit dicerna.

9. PeDe (Percaya Diri). Ini kunci terakhir. Delapan kunci yang disebut di atas belum sempurna kalau yang kesembilan belum ada. Dan ini penentu, karena orang yang tidak yakin kalau akan kemampuannya biasanya cenderung untuk tidak berhasil. Sebab apa yang kita lakukan bermula dari apa yang dipikirkan. Karena Allah sesuai dengan prasangka hambanya.
Persiapan sudah matang, belajar sudah optimal kemudian timbul masalah lagi. Kebanyakan kita sering merasa takut gagal dan merasa usaha yang dilakukan sia-sia. Ada seperti perasaan ngeri kalau-kalau kegagalan itu datang. Bak seekor monster yang datang dalam mimpi. Dengan wujud yang menakutkan dan tubuh yang bukan kepalang tanggung. Pas waktunya monster itu menghampiri kita melumat habis dan menelan. Jadilah kita berada dalam ruangan gelap dalam perutnya. Habis termamah dan tidak bisa berbuat apa-apa.

Perasaan seperti ini sering menghantui diri setiap pelajar. Terutama mungkin kita disini yang tercatat sebagai mahasiswa universitas al Azhar. Seperti yang sudah maklum, tidak ada yang pasti dalam kamus Azhar. Mulai dari urusan birokrasi, natijah sampai kapan bisa mendapatkan gelar license. Kalau bukan satu kalimat Insya Allah rasanya sudah abis tuh azhar kenak sumpah serapah. Karena serba tidak jelas. Namun karena iman dan taqwa, akhirnya kita yakin ada hikmah dibalik ini semua.

Dalam buku ini dijelaskan beberapa tekhnik mengatasi rasa horrible (kengerian) itu. berikut ikhtisarnya:

a. Berpegang teguh tali agama Allah. Perasaan ini harus senantiasa ditanamkan dalam setiap pribadi muslim. Karena seluruh aktivitas muslim berorientasi kepada Allah, Tuham semesta alam. Hidup matinya, ibadahnya, shalatnya semuanya karena Allah. Maka sebuah langkah yang bijak kalau menyerahkan semuanya kepada Allah. Karena Allah satu-satunya zat tempat bergantung. Dan Dialah yang Maha kuasa serta berkehendak atas segala sesuatu yang terjadi di muka bumi ini. Dengan keyakinan demikian, rasa khawatir akan hilang dengan sendirinya.

b. Komitmen menjalankan perintah-NYA. Sikap ini akan menambahkan keimanan kita terhadap Allah. Dengan demikian rasa taqwa akan lahir dalam pribadi diri. Kalau takwa sudah meliputi diri, hati akan menjadi tenang. Jika hati tenang perasaan akan nyaman dan tentram. Tidak ada lagi kereaguan. Dan pasti takwa itu akan membawa seseorang menuju jalan keluar.

c.Hadapi masalah step by step. Ini menimbulkan keberanian kita dalam bersikap. Sehingga dengan keberanian tersebut kita terlatih untuk setiap masalah. Dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

d. Percaya diri. Ini sebuah sikap awal menuju keberhasilan. Kalau awalnya saja berfikir gagal, kemungkinan besar akhirnya tidak jauh dari awalnya. Itu makanya kita diperintahkan untuk selalu berhusnuzhan kepada Allah. Jika sama diri sendiri saja tidak percaya, itukan artinya tidak percaya sama taqdir. Dan kalau tidak percaya sama takdir berarti telah suuzon terhadap Allah.

e. Hiburlah hati. Sikap ini akan memalingkan diri dari terus berfikir yang negatif. Pada akhirnya akan melahirkan sikap yang positif.

f. Meningkatkan kualitas diri. Ini dimaksudkan untuk menamkan rasa percaya diri dan keyakinan. Teruslah berusaha walau keputusan sudah di ambang mata. Sekurang-kurangnya usaha-usaha itu menjadi penawar hati kala gelisah menerpa.

g. Cari tauladan yang pas. Dengan melihat, mengagumi mencontoh sang idola diharapkan akan melahirkan sikap yang sama dari tokoh yang diidolakannya. Itu akan mempengaruhi cara berfikirnya, pada akhirnya akan menjauhkan dari sifat-sifat kegagalan yang akan muncul. Karena sang idolannya selalu sukses dalam setiap hal. Dan sebaik-sebaik idola adalah seperti yang disebutkan Al quran yaitu baginda kita Muhammad saw.

h. Mintalah perlindungang pada Allah. Karena Allah adalah sebaik-baik pelindung yang ada di jagad raya ini. Dengan doa dan istiadzah akan mengukuhkan hati akan kekusaan dan janji-janji Allah. Sebab Allah Maha Tahu apa yang berhak diterima oleh hambanya.
Terakhir, saya ingin mengutip ucapan seorang teman. Bahwa keberhasilan dilihat saat ini. Kalau sekarang kita sedang belajar keberhasilan itu ya berupa najahnya kita dalam imtihan. Setelah selesai belajar, berhasilnya ya berupa penghasilan yang diperoleh. Dan kelak di akhirat, keberhasilan itu bagaimana ilmu yang kita peroleh bisa menyelamatkan kita dari api neraka dan menghantarkan kita ke surga.

Wallahu a'lam

Penulis: Fery Ramadhansyah
Cairo - Egypt
madhan_syah@yahoo.com

No Comment