1:04 PM, Posted by Ahmad Nabawie, No Comment

Kemana Arah Kita???!

Bagai seekor kera yang berada diatas pucuk pohon kelapa, ketika angin puyuh, topan dan badai melanda menggoncangkan pohon tersebut dari akar sampai ke pucuk, namun sang kera masih kokoh diatas sana dengan memegang erat batang pohon tersebut. semakin kuat angin menerjang, maka semakin eratlah ia memegang dan memeluk pohon tersebut.
Namun, ketika angin sepoi-sepoi berhembus ke ubun-ubunnya, maka ketika sang kera merasakan ngantuk yang begitu dahsyat, pada saat itu juga serta merta sang kera terlepas dari pegangannya dan jatuh terjerembab ke tanah.



Sahabat, begitulah ibarat dalam perjalanan dakwah kita. Apabila dicoba dengan halangan dan rintangan yang begitu dahsyat sekalipun kita masih dapat menghadapinya, namun ketika kita dihadapkan dengan kesenangan dan kebahagiaan duniawi, maka pada saat itu banyak dari kita yang justru melupakan arah serta maw'id perjuangan yang sebelumnya pernah terencana.

Sebab sebatas pengetahuan kita, yang namanya halangan dan rintangan hanyalah berbentuk kesakitan dan ketidaktenangan, sehingga mungkin sebagian dari kita dapat menerka halang-rintang yang akan mereka hadapi serta ada juga yang sudah menyiapkan berbagai jurus ampuh untuk menghadapinya. Tapi ternyata pendapat yang menyatakan bahwa halangan dan rintangan itu sebatas kesakitan dan ketidaktenangan adalah pendapat yang kurang tepat. Karena justru orang banyak lalai dan sesat setelah mereka mendapatkan kemudahan dan ketenangan.


Kebanyakan kita keliru tentang destinasi (tujuan) perjuangan, ada yang menyangka kalau sudah mendapatikan kesenangan dan ketenangan, posisi dan jabatan, serta kemewahan dan kejayaan, maka kita telah berhasil. Padahal sebenarnya semua itu masih bersifat cobaan hanya saja versinya berbeda. Pada saat inilah banyak yang lalai, sebab kita menganggap bahwa mereka telah sampai pada tujuan kita, kita terlupa arah tujuan kita, kita salah sangka kalau ini adalah destinasi kita, padahal sebenarnya ini adalah awal perjuangan kita menuju perjuangan yang lebih berat lagi, yaitu melawan nafsu kita dan saatnya kita mempedulikan orang lain.

Lantas kapankah perjuangan kita berakhir dan dimanakah destinasi kita sebenarnya?
tujuan kita hanya berakhir ketika ruh dicabut, tepatnya saat kematian kita tiba, dan destinasi sebenar-benarnya hanyalah kehidupan akhirat.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

قل متاع الدنيا قليل والآخرة خير لمن اتقى - النساء:٧٧

Katakanlah: bahwa Kesenangan dunia itu hanya sementara,
dan akhirat itu lebih baik bagi orang yang bertaqwa. (An-Nisa:77)

Jadi jelas bahwa tujuan akhir kita memanglah di akhirat, dan segala kenikmatan yang ada di dunia ini hanyalah semata titipan Allah yang bersifat sementara dan bertujuan untuk mencoba kita semua sebata apa kita sanggup mengelola dan memanfaatkannya.

Wallah a'lam!
Kritik saran diminta
NB:
-Hanya untuk memperbaiki diri sendiri.

No Comment