5:22 PM, Posted by Ahmad Nabawie, No Comment

Pantaskah Kita Menyerah?

Pernahkah kita memperhatikan bagaimana seorang balita yang mulai belajar berdiri, mencoba dari merangkak hingga mencapai benda untuk dijadikan pegangan? berusaha berulang kali agar dapat menegakkan kedua lututnya agar dapat berdiri? Pernahkan kita memperhatikan ketika dia telah dapat berdiri dan kemudian ia lanjutkan untuk langkahnya yang pertama sepanjang sejarah hidupnya? Pernahkah kita memperhatikan bagaimana usahanya untuk menyeimbangkan antara kekuatan lututnya yang kecil dan masih lembut dan menggerakkan kakinya sekaligus menopang badannya padahal kala itu jasmaninya masih begitu lemah?

Namun yang lebih penting, pernahkah kita memperhatikan bagaimana jerih payah seorang balita yang masih begitu kecilnya memulai usaha tanpa kenal lelah dan putus asa demi meraih tujuannya? ketika ia mulai belajar merangkak berepa kali dia gagal namu terus berusaha? Ketika ia hendak berdiri, berapa kali dia jatuh terjatuh? dan ketika ia mulai berjalan, berapa kali dia terjerembab ke lantai bahkan sebagian ada yang terkilir dan terjedut ke lantai atau dinding? Namun semua rintangan dan penderitaan itu tidak pernah ia hiraukan, Sebab apapun yang terjadi yang ada dalam benaknya hanyalah menuju kepada kesuksesannya yaitu dapat merangkak, berdiri dan berjalan.

Semua kita pasti pernah merasakan masa balita, dan sebagian besar dari kita pernah melakukan usaha yang sama, usaha gigih untuk dapat merangkak berdiri dan berjalan. Walaupun begitu, banyak juga dari kita yang tidak belajar dari masa balita mereka yang pantang menyerah. Kemanakah perginya jiwa pantang menyerah tersebut ketika seseorang menjelang dewasa?

Begitu banyak kasus tentang orang-orang yang berputus asa dalam hidupnya sehingga mereka nekat menghabisi nyawa mereka sendiri. Bukan hanya dari golongan Non-Muslim bahkan dari golongan muslim pun banyak. Padahal sebagai seorang muslim sekaligus hamba Allah yang baik harus patuh kepada ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan Allah dalam Al-Qur'an dan Sabda Nabinya. Allah SWT. telah berfirman dalam Surah Az-Zumar ayat 53-54:

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعاً إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
وَأَنِيبُوا إِلَى رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ مِن قَبْلِ أَن يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنصَرُونَ

Katakanlah:"Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu terputus asa dari rahmat Allah.Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya.Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (153)

Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi). (154)

Kata "melampaui batas" disini termasuk kepada usaha bunuh diri atau mencoba untuk berbuat sesuatu yang dipantangkan oleh agama. Allah memperingati kita agar kita selalu berteguh hati, bersabar dan tidak mudah putus asa dari rahmat-Nya. Sebab Allah tidak pernah meninggalkan seorang hamba/ makhluknya walau untuk sesaat. Bahkan Allah selalu sedia membantu hamba-hambanya ketika dalam kesusahan dan kesulitan. Allah berfirmah dalam Surah Al-Baqarah ayat 186:

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُواْ لِي وَلْيُؤْمِنُواْ بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang mendo'a apabila ia berdoa kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.

Sudah jelas tidak ada alasan bagi kita untuk berputus asa dan mencelakakan diri kita sendiri sebab Allah selalu melindungi kita dan menolong kita apabila kita dalam kesusahan dan kesulitan. Semua kegembiraan, penderitaan, kesusahan, kesedihan dan sebagainya hanyalah cobaan yang allah berikan untuk kita agar kita menjadi kuat dan tegar. Dari cobaan itulah Allah memilih siapa dari kita yang pantas mendapat derajat lebih tinggi disisinya disebabkan oleh ketabahan dan kesabaran yang atas apa yang menimpa kita. Satu hal yang masing-masing kita harus mencamkan pada hati kita yaitu bahwa Allah tidak pernah dan tidak akan memberikan cobaan kepada seorang hambanya diluar kemampuan hamba tersebut. Allah maha tahu atas takaran kwalitas dan kadar kesanggupan hambanya dan sekali-kali tidak mungkin mencobanya diluar batas kemampuannya.



Wallah a'lam!
Kritik saran diminta
NB:
-Hanya untuk memperbaiki diri sendiri.

No Comment